Cerpen : MENGEJAR MIMPI SETINGGI MUNGKIN - By. Adhitya Okta Pradana

         Haiii perkenalkan namaku Adhitya okta perdana. Aku ingin menjadi seorang abdi negara , untuk meraihnya sangat lah sulit, tapi bagiku tiada hal yang sulit di dunia ini. Aku selalu diminta untuk rajin sekolah oleh ayahku, karena dengan sekolah aku bisa tahu segalanya, dan meraih impianku.Sekolah memang hal yang wajib, mengingat saat ini aku duduk di bangku kelas XII MIPA 1, walaupun aku berasal dari keluarga yang sederhana, tetapi hal itu tidak menyurutkan semangatku untuk terus berjuang. 

Aku selalu mengingat pesan dari bapak presiden Republik Indonesia yaitu Bung Karno, dari salah satu buku yang aku baca beliau berkata " Bercita citalah engkau setingggi langit, niscaya engkau jatuh di antara bintang-bintang. Kata-katanya sangat lah menggugah semangatku untuk terus berjuang.

      Hembusan angin pagi terasa menyejukkan, dari celah jendelaku, mentari terbit menyinari impian yang harus aku gapai. Mataku terbuka melihat langit-langit rumahku, setiap hari selalu berpacu dengan jarum jam, berlari mengejar waktu untuk meraih impianku, namun aku tak berjuang sendirian, setiap langkahku selalu didorong oleh pahlawan yang tak pernah lelah mengajarkan nilai kehidupan dalam diriku.

       Gatot Mujianto itu adalah nama ayahku, sejak aku kecil aku diajarkan arti pentingnya nilai kehidupan. Ayahku tak kenal menyerah untuk terus melihatku sekolah dan terus melatih ku untuk selalu berolahraga dan bahkan tidak pernah lupa denga memotivasiku, hingga aku besar aku akan selalu ingat jasanya. Aku selalu menangis dalam hening mengingat aku belum mampu membuatnya bangga, di sanalah keinginanku sangat besar untuk terus sekolah dan meraih impianku.

        Pagi yang indah menghampiri mimpiku, kicauan burung-burung beterbangan di atas langit-langit rumahku, membangunkanku dari tidur lelapku. Dari dalam kamarku terdengar suara ketukan pintu sambil menyebut namaku.

"Adit......  bangun nantı kamu terlambat," Suara itu tak lain adalah ibuku, dia sosok yang ramah, namun agak sedikit galak ketika dia marah.

"lya, Bu. aku bangun," sahutku dari dalam sambil menghembuskan nafas. Aku terbangun sambil beranjak untuk membuka pintu kamarku.

"In ikan hari Senin, bukankah hari ini kamu upacara bendera?" tanya ibuku.

Aku yang dalam keadaan mengantuk sembari melihat jam tangan, dan waktu telah menunjukkan pukul 6:45. Dengan perasaan gelisah, aku langsung berlari menuju kamar mandi, setelah selesai mandi aku langsung bergegas memakai pakain melihat jam 7 yang tinggal 10 menit lagi. Dari dapur terdengar sahutan ibuku yang memanggilku untuk sarapan,namun aku tak menghiraukan suaranya. Setelah pakaianku rapi, aku pun bergegas dan siap untuk berangkat ke sekolah, sembari mengejar waktu yang tinggal beberapa menit lagi. Dan pada akhirnya aku pun sampai di sekolah tepat pada jam 7 pas, aku pun berkata

"Alhamdulillah nyampe juga di sekolah pas jam nya"

langsung lah aku bergegas bergabung ke barisan upacara pagi . Tak terasa jam pulang sekolah pun berbunyi "kringggg kringggggggg....."  aku pun langsung bergegas pulang ke rumah

        Dan sampai di rumah akupun langsung mengucapkan salam 

"assalamualaikum Bu,"

 "waalaikumsalam lee kamu dah pulang lee," saut Ibu

" iya Bu sudah" jawab aku

sehabis itu aku bergegas menuju ke kamar untuk mengganti pakaian, setelah mengganti pakaian aku pun langsung menuju ke dapur untuk mengambil makan untuk mengisi perut ku yang lapar. Sehabis makan aku bersiap siap untuk latihan olahraga seperti lari² dan latihan fisik lainnya dan di ulang terus menerus setiap sore, dan itu bertujuan untuk mempersiapkan ketahanan tubuh pada saat daftaran yang akan datang.

pesan yang bisa kita ambil adalah "Hargai segala proses yang harus kamu hadapi saat ini. Pahit-manisnya kehidupan akan menempamu jadi pribadi yang kuat!".

sekian cerpen dari saya

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjungi situs ini