ME
AND THE DREAM CAMPUS
Sekumpulan orang-orang aneh berkumpul dari berbagai latar belakang dan cerita, mereka menyatukan kisah dan merajut perjuangan bersama. Di sebuah tempat bernama Gedung DPR. Dengan adanya pagar pembatas antara jalan raya dengan area lapangan gedung, telah berubah menjadi mengelupas bertempelkan stiker - stiker iconic ala mahasiswa, yang akan menampung seluruh kisah mereka. Menamakan diri mereka. Pers Kampus. Terlihat mudah, tapi tanggungannya berat.
Pers Kampus ini, menceritakan kisah
mereka dari mencari berita hingga cinta. Dari yang tidak kenal, jadi kolega,
katanya teman, kemudian sahabat, hingga menjadi keluarga cemara. Beragam rupa
hiruk pikuk mereka menjadi jurnalis kampus yang tidak digaji tapi punya resiko
tinggi. Ikut demo sana - sini, berlarian di antara polisi, bahkan hampir di D.O
oleh para petinggi.
Katanya, menyuarakan suara untuk
masyarakat. Mewakili mereka yang dibungkam aparat. Aktivitis kecil yang mencoba
merubah dunia dengan pesan tersurat. Mereka hanya segerombolan pemuda-pemudi
yang mencoba berdiri dengan langkah berani, meski carut marut hidup dan isinya
seringkali membuat patah hati. Tak hanya perkara soal issue, berita dan
peristiwa. Tetapi, mereka juga menghadapi namanya perkara hati yang jatuh,
melupakan, dan belajar merelakan.
Mereka,
Para pejuang mahasiswa keadilan. Ikut serta turun ke jalanan untuk tahu
bagaimana rasanya membela keadilan. Elsa, Anie, Ica, Adit, Rendy, dll.
"Yaaa
kita bisa!!!!" seru Anie.
"Semangat
kawan, mereka semua butuh kita. Kita adalah pejuang keadilan untuk masyarakat.
Kita bisa kita bisaaaa!!!!" (Meneriakkan suara lantang ke seluruh penjuru)
kata Elsa.
"Ayok kita suarakan semangat kita, buktikan
bahwa kita tidak seperti yang para orang-orang katakan!!!" sahut Ica.
"Kita layak dihormati, kita layak
mendapatkan perlakuan yang sama, kita layak untuk semua bukan hanya digunakan
untuk kepentingan pribadi mereka saja!!!!" kata Adit.
"Begini
ternyata rasanya ikut turun sendiri, kita disini mempunyai dua misi yaitu
membela dan mencari informasi kita pers kampus. Jangan lupakan misi awal kita. Kampus
impian." kata Elsa.
Gelora
semangat mereka membara di tengah-tengah padatnya ribuan mahasiswa yang berdemo
dan para aparat yang mengamankan.
Di
tempat yang sama, Ica dan Rendy sedang mewawancarai dua mahasiswa-mahasiswi
dari kampus kami, mereka mempunyai semangat yang tinggi dan luar biasa membela
keadilan. Tidak lupa kami memvideokannya sebagai dokumentasi bahwa kita anggota
pers kampus atau yang lebih dikenal sebagai wartawan kampus.
"Mbak
Mas saya mau bertanya, apasih motif kalian ikut demo ini?" (Bertanya ke
dua mahasiswa-mahasiswi) Tanya Ica.
"Saya
disini mempunyai motif yaitu membela para rakyat yang tertindas oleh
ketidakadilan dari para petinggi, ke dua mencapai kampus impian yang seharusnya
bukan digunakan untuk kepentingan petinggi" Jawab Si Mbak.
"Maksudnya kepentingan seperti apa?"
ujar Ica.
"Ya
seperti mereka menelantarkan kami karena bukan dari kalangan orang beruang,
mereka hanya memikirkan keuntungan untuk dirinya saja. Apakah kami tidak
berguna? Coba dipikir kita disini pemuda penerus bangsa, apa akan berkembang
jika kita tidak di pertontonkan malah disingkirkan!!!" Kata Si Mas.
"Seperti yang kita lihat pemirsa, di
belakang saya terjadi kericuhan antar mahasiswa dan polisi, sedangkan di dalam
gedung sekre para petinggi sedang bimbang dengan surat pengajuan dari ketua BEM
kampus-kampus yang ingin dibebaskan. Apakah para petinggi akan memberikan
kebebasan? Maka dari itu simak terus berita dari kami." Kata Rendi.
Sesi
wawancara sudah selesai, para anggota pers kampus lainnya sedang memproses
berita tersebut ke dalam berita terkini kampus kami.
Usai
demo hari ini selesai, kami berlima berjalan meninggalkan tempat demo menuju
salah satu tempat makan yang agak jauh dari daerah tersebut, karena untuk
menghindari keramaian yang disebabkan oleh demo tersebut dan memudahkan kami
untuk mengevaluasi kegiatan kami hari ini.
"Akhirnya
tugas kita hari ini selesai, eh iya ren...udah kamu share file video dan foto
nya ke anak-anak yang tugas di markas?" Ujar Elsa.
"Yoiii, Udah gue share. Tenang my pren
haha." seru Rendi.
"Ketawa
aja lu dari tadi ren, masih gue lihatin belum gue sleding!!" Canda Ica.
"Santai
my brother, tegang amat luuu hahaha." Kata Rendi.
"Makan yuk gesss, laper nih gue."
Ajak Anie.
"Iya
ayok kita cari makan, tapi dimana ya aku ngak tahu warung dekat sini?"
Tanya Ica.
"Whattttt warung, apa itu warung
bestiiii?" (Heboh dan bersikap alay lebay) Kata Rendi.
"Astagfirullah, Ren kamu kenapa sih
kayaknya hari ini kok agak miring dikit." (Beristighfar melihat kelakuan
Rendy yang membuat orang emosi) Ujar Elsa.
"Aku tahu tempat makan daerah sini,
meskipun warung tapi rasanya kaya makanan di restoran yang mahal loh. Jangan
gitu Rendy, sebaiknya kita makan yang ada aja penting kita bisa makan. Coba
lihat di luar sana banyak yang membutuhkan makanan. Kita seharusnya
bersyukur." Kata Elsa.
"Iya-iya, Bu ustadzah Elsa." Pasrah
Rendi.
"Cepet dong, laper nihhh." Sahut
Anie.
Dari
sini kalian pasti udah tahu kan, gimana sifat-sifat dari mereka. Ada yang
kalem, ngegas, gokil, dan yang cerewet suka makan. Mereka menuju ke tempat
makan dengan menaiki mobil pers kampus.
"Yukkk
cussss." (Lari dengan semangat menuju ke area dalam warung) Seru Anie.
"Luas juga ya ternyata, ngak kaya yang
gue fikirkan. Yuk jadi laper." Kata Rendi.
"Senangnya
hidup ku makan murah tapi lezatt!" Kata Ica.
-
"Mbak
pesan." (Melambai ke arah mbak pelayan) Ujar Elsa.
"Iya, mau pesan apa mbak?" Tanya
Pelayan.
"Kalian duluan, mau pesan apa?"
Tanya Elsa.
"Gue penyet ayam komplit, minum es
jeruk." Kata Rendi.
"Ayam geprek spesial, es Boba." Kata
Anie.
"Penyet ayam biasa level 3, es
Boba." Kata Ica.
"Penyet lele komplit, es jeruk lemon.
" Kata Adit.
"Udah? Saya pesan ayam geprek level 1, es
Boba. Sudah itu saja mbak." Ujar Elsa.
"Baik,
mohon di tunggu sebentar. Permisi." Kata Pelayan.
Setelah
selesai makan, mereka berganti serius mengevaluasi kegiatan hari ini
"Jadi
intinya, hari pertama kita menjalankan misi pers kampus dan sekaligus ikut
serta dalam demo tadi. Kita sudah berhasil maksimal." Kata Ica.
"Yaa, tadi juga video foto dan berita-berita
suda di upload sama anggota yang lain. Dan kita juga dapat apresiasi dari
pembina." Kata Anie.
"Iya, sebelum gue kirim semua file udah
gue edit bagian yang gak pantas di tampilkan. Jadi berita kita ngak mengandung
unsur yang ngak bener." Sahut Rendi.
"Aku juga tadi sempet dapat telefon dari
anggota yang di kampus, koran kampus bakal di terbitkan besok pagi dan berita
demo selanjutnya di terbitkan hari esok nya." Kata Elsa.
Adit:
"Jadi, tugas kita hari ini udah selesai. Intinya kita hari ini
sukses."
Rendy:
"Ehh kita cerita-cerita dulu aja gimana, males mau balik nih?"
Anie:
"Yoii, gue pingin banget dengar cerita gimana Elsa bisa masuk ke kampus
ini. Kan dari kita semua udah pernah cerita tinggal Elsa aja.
Ica:
"Yoiii."
Elsa:
"Jadi sebenarnya aku bisa masuk di sini........
Flashback On
Pada
suatu hari, di SMAN 1 BLULUK ada dua siswi yang sedang ambisius membaca buku
pelajaran di perpustakaan sekolah. Dia adalah Elsa dan teman nya Tiara.
"Hulfhs,
yakin baca buku setebal itu?" Kata Tiara.
"......" Diam Elsa.
"Sa...elsaaaa!!" Panggil Tiara.
"Hm."
Jawab Elsa.
"Jawab dong." Kata Tiara.
"Hah apa Ra?" Tanya Elsa.
"Gapapa ga jadi." Kata Tiara.
"Dih ngambek." (Fokus membaca buku
lagi) Kata Elsa.
"Ihh Elsaaa... Kamu kok nyebelin dihh."
Sahut Tiara.
"Iya-iya
apa?" Tanya Elsa.
"Kamu kok serius banget, emang mau
ngapain?" Tanya Tiara.
"Kita kan udah kelas 12 nih, jadi ya kita
harus ambis. Emang kamu nggak mau masuk universitas impian mu dengan nilai yang
bagus." Jawab Elsa.
"Iya sihhh, tapi kan kamu udah pintar
tanpa belajar kamu juga pasti masuk kampus impian mu." Kata Tiara.
"Zaman sekarang kan sudah Ra, kalau nggak
punya uang ya gitu deh. Kalah sama yang punya uang banyak." Kata Elsa.
"Jadi
maksudnya kamu mau ambil beasiswa itu?" Tanya Tiara.
"Iyaa, doakan ya aku bisa dapat dan kamu
juga." Jawab Elsa.
"Aminn, yaudah deh yuk lanjut
belajar." Kata Tiara.
Mereka
melanjutkan belajar dengan semangat, bukan membolos atau pun izin dari kelas.
Mereka bisa belajar di perpustakaan dikarenakan saat itu ada jam kunjungan
perpustakaan per kelas. Elsa adalah salah satu siswi berprestasi di sekolah
nya, dia dikelas selalu mendapat juara 2 saat ulangan dari kelas X sampai XII.
Dia sangat berambisi karena jika sampai nilainya turun itu akan sangat
berpengaruh dalam beasiswa nya. Dia juga
salah satu peraih penghargaan di jenjang kabupaten dengan melombai lomba sains,
dengan mendapatkan juara 3. Sekolah sangat bangga kepada, meskipun tidak mendapatkan
juara 1. Dia juga sangat aktif di organisasi sekolah, semacam OSIS-MPK.
"Pengumuman-pengumuman,
ditujukan kepada siswi yang bernama Elsa Meiva Putri kelas XII MIPA 2 untuk
segera ke ruang kepala sekolah!" Suara Pengumuman.
Di Kelas
"Ehhhh....Elsa
kamu di panggil tuh." Kata Laila.
"Iya
makasih udah di kasih tahu." Jawab Elsa.
"Kamu
kenapa kok di panggil kepsek?" Tanya Tiara.
"Aku
juga ngak tahu, aku kesana dulu ya." Jawab Elsa.
"Apa aku antar?" Tanya Tiara.
"Ngak
usah, kamu di sini aja. Kalau udah balik ke kelas tolong izinkan aku dulu
ya." Jawab Elsa.
Di dalam
sebuah ruangan, terdapat beberapa orang sedang membicarakan sesuatu yang
serius. Mereka Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, Komite sekolah, dan
beberapa guru. Tak lama kemudian Elsa datang dengan mengucapkan salam.
Ruang Kepala Sekolah
"Assalamualaikum,
permisi." Kata Elsa.
"Waalaikumsalam,
duduk sini Sa!" Jawab Semua Orang.
"Ada
apa ya Pak?" Tanya Elsa.
"Saya dan para guru, sepakat bahwa kamu
akan masuk di SNMPTN jalur undangan. Itu sudah fiks dari hasil raport pengetahuan
dan keterampilan. Yang tertinggi yaitu kamu." Jawab Kepsek.
"Masyallah, apa ini benar Pak?"
(Menangis bahagia) Tanya Elsa.
"Dan kamu tenang saja, biaya kuliah mu
akan ditanggung pemerintah. Nama mu sudah terdaftar dalam salah satu siswi
terpelajar di Indonesia. Semoga pilihan kita tidak salah, kamu bisa kan
mempertanggung jawabkan ini semua?" Kata Kepsek.
"Iya pak, insyaallah saya siapsiap,
''Kata Elsa.
Wakil
Kepsek: "Ehh iya sebentar saya jelaskan lebih detail, meskipun ini sudah
fiks tapi kita juga harus seleksi kamu dalam sekolah disini. Waktu kamu di SMA
ini tinggal beberapa bulan saja jadi tunjukkan yang terbaik dengan nilai-nilai
mu. Siappp???" Kata Wakepsek
"Siap!!!" Jawab Elsa.
"Ya sudah kamu bisa kembali ke
kelas," Sahut Guru.
Tak
terasa masa SMA telah usai, dan Elsa membuktikan kepada mereka semua bahwa dia
bisa. Pada akhirnya waktu yang di nanti tiba yaitu nilai hasil Ujian nasional.
Dia mendapat nilai yang memuaskan juara 1 di tingkat sekolah dan juara 3 di
tingkat kabupaten tertinggi.
Di Aula SMA
"Elsaaa....huaaa
selamat yaa!!" Seru Firda.
"Selamat
ya saa!!" Ucap Ali.
"Hiks..hiks..hiks!!" Tangis Tiara.
"
Iya makasih teman, kalian juga selamat ya," Kata Elsa.
"Ehhh
ini kenapa kamu kok nangis, harusnya bahagia dong. Lihat tuh nilai kamu juga
bagus. Masuk 10 besar lagi," Kata Elsa.
"Iya sihhh, tapi lihat tuh nilai kamu
bagus banget. Huaaa.... selamat ngak sia-sia aku nemenin kamu belajar sampai
soree dan hasilnya memuaskan," Kata Tiara.
"Hmmm... gausah nangis. Aku aja biasa aja
deh. Tak Alhamdulillah nilai nya memuaskan. Ini juga berkat doa kamu, kedua
orang tua ku, dan yang lainnya," Kata Elsa.
"Dan untuk kalian semua, makasih yaa udah
dukung aku kasih semangat aku selama ini," Kata Elsa.
Disaat
lagi haru-harunya, suasana di kelas XII di ganggu dengan datangnya seorang guru
yang memanggil Elsa untuk menemui kepala sekolah.
"Alhamdulillah, akhirnya telah usai dan
nilai kamu memuaskan. Tidak salah pilih kita memilih kamu. Selamat ya. Ini
Surat undangan dari beberapa universitas yang menerima kamu, silahkan pilih
matang-matang dimana Kampus impian kamu yang sebenarnya," Kata Kepsek.
Tidak
bisa diungkapkan dengan kata-kata bagaimana perasaan Elsa saat itu, dia
berterimakasih kepada Kepala Sekolah dan yang lainnya. Dia izin pamit dan
pulang menemui kedua orangtuanya dengan tangis bahagia.
Flashback Off
"Dan begitu kisahku teman, " Kata
Elsa.
"Wahh menginspirasi banget," Seru
Ica.
"Kamu hebat,''Kata semua.
"Tidak,
kalian juga sama hebatnya. Kita punya kisah berbeda-beda tetapi punya makna
yang sangat bagus juga, " Kata Elsa.
"Ah, jadi teharu," Sahut Anie.
" Hahahahhhahahah!!! " Tawa semua.
Itu adalah kisah dari pertemanan mereka, Sama-sama mengejar kamus impian sampai pada titik ini. Dipertemukan oleh pendidikan dan diserahkan oleh sebuah organisasi. Dari kisah tersebut dapat kita ambil, bahwa kita bisa mengapai apa yang kita impian . Asalkan kita mau terus berjuang dan berusaha dengan maksimal. Tiada hasil yang menghianati perjuangan. Tamat.
Kelas : XI MIPA 1
sangat inspiratif
ReplyDelete